Bahas Revisi SNI Kopra, BSIP Tanaman Palma Menggelar FGD
SULAWESI UTARA - Kopra menjadi salah satu produk turunan kelapa yang penting karena merupakan bahan baku pembuatan minyak kelapa dan turunannya. Seperti diketahui, kopra memiliki potensi ekonomi yang cukup menjanjikan dan banyak digarap oleh petani di Indonesia.
Indonesia merupakan negara ketiga yang melakukan ekspor kopra terbesar di dunia. Kopra diekspor ke negara-negara seperti Malaysia, India, Filipina, Bangladesh, Pakistan, Thailand, Singapura, Taiwan, Tiongkok, dan Myanmar.
Karena itu, SNI kopra dipercaya akan membawa peningkatan mutu atau kualitas produk yang bersaing di pasar global. Rabu (23/10/2024), BSIP Tanaman Palma menggelar Focus Group Discussion (FGD) Program Nasional Perumusan Standar (PNPS) Kopra di Ruang Aren. Kegiatan dibuka secara resmi Kepala Pusat BSIP Perkebunan Kuntoro Boga Andri, SP, M.Agr, Ph.D. Dalam sambutannya, Kuntoro percaya FGD yang menghadirkan narasumber kompeten serta peserta yang datang dari berbagai kalangan mampu merumuskan rekomendasi baik untuk revisi SNI Kopra.
Sementara itu, Kepala BSIP Tanaman Palma Dr. Steivie Karouw, STP, M.Sc dalam laporannya menyampaikan bahwa sebagai balai pengujian standar, pihaknya melihat potensi kopra yang menjadi sumber ekonomi petani kelapa, perlu mendapat perhatian serius, terutama soal mutu/kualitas.
FGD yang dimoderatori Diana Novianti, SP, M.Si tersebut menghadirkan narasumber, antara lain Pemerhati Kelapa Ir. Abner Lay, MS, PJ Satpel Pelabuhan Laut Bitung Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sulawesi Utara Zusan Katuuk, SP., dan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Manado, Irene Roberta Raya, S.Si, Apt. Kegiatan yang yang digelar secara hybrid tersebut dihadiri peserta dari instansi terkait, pemerhati hingga petani.(*)