
BRMP Palma Paparkan Potensi Budi Daya Kurma di Webinar Internasional
MANADO - BRMP Tanaman Palma bersama Biro Kerja Sama Luar Negeri – Kementerian Pertanian Republik Indonesia mengikuti High Impact Webinar on Climate-smart Agriculture and Date Palm Projects in D-8 Nations pada Rabu, 23 April 2025. Webinar ini mengusung tema: “Advancing Climate-smart Agriculture and Sustainable Date Palm Cultivation: A Pathway to Food Security and Resilience in D-8 Countries”.
D-8 (Developing Eight) merupakan organisasi kerja sama pembangunan dan ekonomi yang terdiri dari delapan negara berkembang, yaitu: Bangladesh, Mesir, Indonesia, Iran, Malaysia, Nigeria, Pakistan, dan Turki. Acara ini diikuti oleh lebih dari 100 peserta dari negara-negara anggota. Indonesia diwakili oleh Kepala BRMP Tanaman Palma, Dr. Steivie Karouw, STP., M.Sc., yang memaparkan perkembangan budi daya tanaman kurma di Indonesia. Saat ini, kurma menjadi salah satu komoditas strategis yang menjadi mandat Kementerian Pertanian dan telah dibudidayakan di berbagai wilayah seperti Pasuruan (Jawa Timur), Aceh, Kalimantan, BRMP Tanaman Palma (Sulawesi Utara), dan salah satu contoh suksesnya terdapat di Lombok Utara, Lombok Timur - Nusa Tenggara Barat (Kurma Datu), yang didukung oleh kondisi agroklimat yang sesuai.
Budi daya tanaman kurma dinilai sangat relevan di tengah tantangan perubahan iklim seperti kekeringan dan fenomena El-Niño. Selain itu, kurma berpotensi besar mendukung ketahanan dan keamanan pangan nasional, mengingat Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas Muslim dan termasuk dalam tujuh besar pengimpor kurma dunia. Pengembangan budidaya kurma di dalam negeri tidak hanya dapat mengurangi ketergantungan impor, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani lokal.
Selain Dr. Steivie Karouw, STP, M.Sc, webinar ini juga diikuti oleh tim BRMP Tanaman Palma: Muhammad Nur, SP., M.Si, Adhitya Yudha Pradhana, STP, M.Si, serta perwakilan dari Biro Kerja Sama Luar Negeri – Kementerian Pertanian, Indra Prabowo.
Semoga partisipasi dalam kegiatan ini memperkuat kolaborasi antarnegara D-8, khususnya dalam pengembangan budidaya kurma yang berkelanjutan, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani dan PAD daerah. Besar harapan kedepannya komoditas kurma adalah salah satu solusi dan program ambisius untuk percepatan pengentasan kemiskinan. (*)